nilkaz.com : KONAWE – Upaya memperjuangkan nasib petani di Desa Ameroro dan Desa Humboto, Kecamatan Uepai, akhirnya membuahkan hasil.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari, turun langsung ke lapangan untuk memastikan perbaikan bangunan ukur ambang lebar yang sempat menjadi sumber masalah irigasi bagi para petani.
Peninjauan lapangan dilakukan pada Jumat (11/4/2025), di tengah hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut.
Tampak Ketua DPRD Konawe, I Made Asmaya, S.Pd., MM, didampingi perwakilan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Konawe, menyaksikan langsung progres perbaikan oleh tim teknis BWS.
Langkah perbaikan ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi II DPRD Konawe sehari sebelumnya, Kamis (10/4/2025), di Ruang Rapat Gedung Gusli Topan Sabara.
RDP tersebut mempertemukan para petani Uepai, yang mengeluhkan kegagalan tanam di atas lahan seluas 143 hektare, dengan pihak BWS.
Ketua DPRD Konawe, I Made Asmaya, mengapresiasi respons cepat dari BWS Sulawesi IV Kendari.
Ia menjelaskan bahwa ketinggian palang pada bangunan ukur ambang lebar yang semula berada di 75 cm kini telah diturunkan menjadi 50 cm, memungkinkan air mengalir kembali ke lahan pertanian.
“Ini adalah bentuk perjuangan petani yang kami fasilitasi. Dengan penurunan ketinggian palang, aliran air kini sudah menjangkau sawah mereka. Ini menjadi titik terang setelah sekian lama mereka kesulitan, “ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.
I Made berharap, langkah ini bisa mempercepat masa tanam pertama bagi petani, sebagai dukungan nyata terhadap program ketahanan pangan nasional yang diusung Presiden Prabowo Subianto melalui Asta Cita.
Senada dengan itu, Kepala Satker Operasi dan Pemeliharaan BWS Sulawesi IV, H. Agus Salim Karim, ST, menyatakan bahwa pihaknya telah merespons keluhan petani dengan melakukan penyesuaian sementara pada bangunan ambang lebar.
“Untuk sementara, palang kami turunkan jadi 50 cm agar air segera bisa mengaliri lahan. Setelah masa panen, akan kami normalkan kembali,” ujarnya.
Agus juga menyebutkan bahwa setelah panen, BWS akan melakukan pengerukan sedimentasi dan perbaikan jaringan irigasi sekunder dan tersier yang rusak.
Targetnya, luas lahan terairi bisa meningkat dari 1.000 lebih hektare menjadi 3.000 hektare.
Dengan perbaikan ini, harapan petani untuk kembali menanam dan meningkatkan produktivitas pertanian pun terbuka lebar.
Laporan Redaksi