TK-SMP Gelar Wisuda Ala Mahasiswa Dinilai Bebani Orang Tua Siswa, Ini Kata Rajab Jinik

oleh -60 Dilihat
oleh
Komisi III DPRD Kota Kendari, LM Rajab Jinik Foto: Ist.

Nilkaz.com, Kendari — Perdebatan mengenai wisuda yang dilaksanakan anak Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) kembali muncul di media sosial.

Sebelumnya, prosesi wisuda identik dengan kelulusan mahasiswa di perguruan tinggi. Namun saat ini jenjang TK, SD dan SMP juga mulai menggelar wisuda untuk merayakan kelulusan sampai menggunakan salah satu Hotel Elit Kota Kendari.

Menanggapi hal itu, Komisi III DPRD Kota Kendari,
LM Rajab Jinik, meminta kepada dinas pendidikan kepemudaan dan olahraga (Dikmudora) Kota Kendari untuk segera mengeluarkan surat edaran terkait penghentian acara wisuda untuk siswa TK SD maupun SMP tidak perlu mengadakan wisuda.

“Penghentian ini bukan tanpa alasan, saya menilai hal tersebut cukup membebani orang tua siswa karena diwajibkan untuk mengumpulkan iuran guna pelaksanaan acara wisuda,” ungkapnya. Sabtu (17/06).

Selain itu, LM Rajab Jinik, meminta agar Dikmudora Kota Kendari mengeluarkan surat edaran terkait penghentian acara seremonial wisuda bagi siswa SD dan SMP yang biasanya diwajibkan untuk orang tua siswa membayar iuran untuk acara tersebut.

“Ini jelas beban yang di titik beratkan kepada orang tua siswa hal tersebut sebenarnya tidak memiliki nilai, kalaupun kedepannya ada orang tua siswa yang mau buat silahkan buat secara pribadi saja jangan libatkan sekolah apalagi terkesan ada paksaan dari kesepakatan antara komite dan guru kelas,” ucap Rajab Jinik.

Kata dia, pihaknya telah banyak mendengarkan keluhan masyarakat terkait hal tersebut soal Iuran perpisahan karena orang tua siswa merasa terbebani.

“Apalagi acaranya ini digelar di hotel Claro, itu kan sudah berlebihan, harus diingat bahwa ini anak SD yang harus mengedepankan pendidikan karakter untuk bagaimana melatih kesederhanaan dan hari ini orang yang terpandang adalah orang yang punya ilmu,” ujarnya.

Sangat disayangkan, kata dia, anak SD sudah dikenalkan dengan acara yang benar benar tidak untuk diikuti. Seharusnya orang berlomba lomba untuk mempertontonkan kualitas bukan kuantitas karena kualitas adalah gambaran bagaimana kehidupannya di masa depan.

“Ini harus menjadi atensi dan kita akan panggil pihak Dikmudora guna merapatkan hal tersebut, DPRD juga akan mengeluarkan rekomendasi ke Dikmudora agar mengeluarkan surat edaran agar tidak ada lagi acara seremonial yang mewah yang dilaksanakan di hotel maupun di sekolah,” imbuhnya.

Tak hanya itu, ketika siswa SD telah dinyatakan lulus silahkan mereka dikumpulkan dan diberikan nasehat dari guru dan juga diberikan Ijazah nya sehingga tidak perlu lagi ada acara besar bahkan sampai harus ada iuran yang dikumpulkan baik itu iuran hotel dan juga iuran ijazah.

“Hal tersebut sempat masuk di kami DPRD Kota Kendari dan ketika itu kembali terjadi maka itu adalah pungli, kita inginkan adalah kualitas pendidikan kita di Kendari menjadi prioritas utama bukan kuantitas,” tandasnya.

Dia melanjutkan Kalau orang tua siswa yang mampu dan bakal membuat acara perpisahan secara pribadi dan mengundang teman teman dari anak SD tersebut silahkan saja itu tidak masalah, Dalam sisi lain untuk orang tua siswa yang tidak mampu sangatlah terbebani. Namun, ketika hal tersebut bagian dari permintaan Sekolah dan komite itu tidak perlu.

“Mesti dipahami juga orang tua siswa yang memiliki ekonomi lemah atau kurang mampu. Saya pikir pendidikan menjadi hak asasi dan menjadi hak semua orang tanpa memandang kaya dan miskin dan itulah cita-cita pendidikan kita agar bisa sama Dimata negara,” pungkasnya.

Sebelumnya, prosesi wisuda identik dengan kelulusan mahasiswa di perguruan tinggi. Sebagai syarat sah menyandang gelar atas perjalanan pendidikan. (Red).

 

Follow Berita Terkini Nilkaz.com di Google News berikut ini: klik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *