Nilkaz.com, Konawe Utara — Demo warga Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kantor PT Aneka Tambang (Antam) Desa Mandiodo, Kecamatan Molawe, berakhir ricuh.
Massa mulai berdatangan sekitar pukul 11.30 Wita. Warga yang tiba di lokasi langsung mencoba menerobos barikade polisi.
Massa aksi dan aparat keamanan saling lempar batu hingga polisi menembakkan gas air mata.
Dalam aksi tersebut, terjadi bentrokan antar masyarakat dan aparat Kepolisian yang menyebabkan jatuhnya korban baik dari masyarakat maupun dari aparat kepolisian serta Ada 2 Pos PT Antam Terbakar.
Saat dimintai keterangannya, Jendral lapangan Aksi, Jefri mengatakan bahwa keributan dipicu oleh panasnya tensi gerakan, ditambah lagi aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata di hadapan masa aksi, hingga memancing keributan yang berakhir dengan saling lempar batu antar masyarakat dan polisi.
“Demo jumlah besar pasti tensinya tinggi, tetapi yang menyebabkan kekacauan adalah pihak polisi yang menembakkan gas air mata ke arah massa aksi,” ungkapnya.
Terkait motif gerakan demo tersebut, Jefri mengatakan akibat janji PT Antam tidak terpenuhi dalam melibatkan masyarakat lokal untuk turut serta mengelola tambang Nickel di IUP PT tersebut, serta menyelesaikan polemik lahan masyarakat yang belum dibayar oleh PT Antam.
“Kami menagih janji PT Antam yang dijanjikan mau melibatkan masyarakat dan pengusaha lokal dalam mengelolah pertambangan itu,” ujarnya.
“Tetapi janji tersebut tak kunjung direalisasikan dan soal lahan masyarakat yang belum dibayarkan oleh juga,” sambungnya.
Dia juga menegaskan, aksi ini merupakan kesadaran tersendiri dari masyarakat akibat dampak ekonomi ditutupnya blok Mandiodo.
“Akibat ditutupnya Blok Mandiodo menjadi penyebab kami demo hari ini,” imbuh Jefri.
Sementara itu, manajemen PT Antam diketahui tidak berada di lokasi aksi. Hingga pukul 14.30 Wita, massa sudah berhasil menduduki kantor PT Antam di kawasan blok Mandiodo.
Repoter: Kariadi