
Nilkaz.com, Kendari — Dalam rangka memperingati Hari Pangan se-Dunia, pemerintah menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak yang tersebar di 186 titik di Indonesia, termasuk di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Program GPM diisi dengan kegiatan Pasar Murah di Sultra dipusatkan di GOR Apriyani Rahayu.
Kegiatan nasional dibuka Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian dan diikuti secara daring Sekda Sultra Asrun Lio menghadirkan aneka produk sembako murah selama dua hari berturut-turut mulai Senin (16/10/2023).
Sekda Asrun Lio melaporkan Pasar Murah GPM melibatkan kerjasama sejumlah mitra BUMN seperti Bulog dan distributor untuk menyiapkan produk sembako dengan harga miring.
Beberapa produk sembako yang dijual antara lain beras, gula, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, ayam beku, telur hingga aneka produk sayur dan buah.
Hari pertama Pasar Murah GPM disambut antusias masyarakat yang hendak berburu produk sembako murah. “Senang ada pasar murah begini. Bedanya cukup lumayan dengan di pasar,” kata Farida salah satu pengunjung Pasar Murah.
Asrun Lio menyebut Pasar Murah yang digelar selam dua hari berturut-turut dimaksudkan untuk menekan inflasi pangan yang dipicu El Nino. Musim kemarau berkepanjangan diakui turut mempengaruhi stok pangan sehingga berdampak pada kenaikan harga di pasaran.
“Terkait dengan inflasi, kita masih di atas rata-rata nasional masih 3,46%. Untuk secara keseluruhan persediaan pangan pokok dan juga strategis masih dalam keadaan aman dan terjaga. Pada hari ini gerakan pangan murah, pasar murah kita siapkan sekitar 90 ton untuk dua hari kedepan dan serentak juga di 17 kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Tenggara,” jelas Asrun Lio kepada Menteri Tito Karnavian secara daring.
Ia menjelaskan gerakan pangan murah untuk mengantisipasi lonjakan inflasi dan memastikan ketersediaan stok sembako di masyarakat intens dilakukan berbagai daerah di Sultra sejak Januari. Hingga pekan kedua bulan Oktober 2023, program pasar murah digelar sebanyak 34 kali.
Mengenai kondisi El Nino yang mengancam ketersediaan stok pangan, Asrun Lio menyebut dampak kemarau panjang di Sultra terjadi di Kabupaten Konawe.
“Ada beberapa daerah mengalami kekeringan seperti Konawe tetapi ada beberapa wilayah yang memiliki curah hujan yang cukup rendah dan beberapa daerah mengalami kekeringan sekitar 219 hektar persawahan,” lapor Asrun Lio.
Mengenai kondisi tersebut, Plt. Mentri Pertanian Arif Prasetyo berpesan agar pemda mengambil langkah cepat menyiapkan stok beras dari anggaran belanja tak terduga sehingga paceklik pangan selama El Nino dapat teratasi. Kata dia, data BMKG puncak El Nino akan terjadi pada periode Oktober, November hingga Desember.
“Jadi siapkan betul stok berkerja sama dengan Bulog dan juga dari daerah surplus menggunakan anggaran belanja tak terduga atau yang reguler,” pesannya.